Kesehatan Gigi dan Mulut
- Fahrani Fai
- 8 Des 2020
- 2 menit membaca

Kesehatan adalah kunci penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Seseorang akan merasa tidak nyaman beraktivitas apabila dirinya tidak sehat. Akan tetapi, kesehatan tidak hanya mengenai kesehatan anggota badan saja, tetapi juga gigi dan mulutnya. Akan sia-sia seseorang memiliki tubuh yang sehat, tetapi gigi dan mulutnya sakit. Dia tidak akan bisa makan dengan enak, sulit berbicara, tidak percaya diri, dan bahkan mengganggu aktivitas hariannya. Maka dari itu, menjaga kesehatan gigi dan mulut sama pentingnya dengan menjaga anggota tubuh yang lain.
Menjaga gigi tetap sehat, sama seperti sedang melakukan investasi. Mengeluarkan sedikit biaya di awal tapi bisa memetik hasil di kemudian hari. Gigi sebaiknya dijaga sejak usia dini, bahkan sebisa mungkin seorang ibu hamil harus peduli pada kesehatan gigi janinnya. Karena pertumbuhan benih gigi sudah dimulai sejak janin dalam kandungan. Maka dari itu, ibu hamil sangat dianjurkan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung kalsium, agar pembentukan tulang dan gigi si janin berjalan optimal, dan si ibu hamil tidak kekurangan kalsium.
Setelah melahirkan bayi, upaya menjaga kesehatan gigi tidak bisa selesai begitu saja. Meskipun belum memiliki gigi, tetapi menjaga kebersihan gusi bayi sangatlah penting. Terutama saat gigi bayi mulai tumbuh satu-persatu. Menjaga kebersihan gusi bayi bisa dilakukan dengan mengusapkan kain atau kassa yang dibasahi air hangat ke gusi bayi sambil dipijat perlahan, atau bisa dilakukan dengan bantuan sikat gigi khusus untuk bayi. Selain dapat menjaga kebersihan gusi bayi, memijat gusi dapat merangsang pertumbuhan gigi bayi, sehingga giginya tidak telat tumbuh.
Menginjak usia 6 bulan, gigi bayi akan mulai tumbuh diawali gigi seri pertama rahang bawah. Kemudian dilanjutkan gigi lainnya hingga genap 20 buah saat usianya 2 tahun. Setelah gigi nya lengkap semua, maka tidak akan pertumbuhan gigi lagi hingga usianya 6 tahun. Itu artinya ada selang waktu 4 tahun tanpa adanya pertumbuhan gigi pada bayi. Di selang waktu inilah momen yang sangat penting bagi si bayi. Karena setelah dia berusia 6 tahun, giginya satu persatu akan berubah menjadi gigi permanen. Apabila sebelum gigi susu tergantikan dengan gigi permanen sudah rusak atau hilang, maka pertumbuhan gigi permanen dapat terganggu.
Contohnya = jika gigi anak bagian depan atas terkena rampan karies atau gigis, maka gigi permanennya akan sulit tumbuh, atau dia akan tumbuh tanpa arah karena gigi yang digantikannya sudah rusak dan hilang. Contoh lain = jika ada satu gigi yang hilang atau lepas sebelum waktunya, entah lepas dengan sendirinya atau dicabut, padahal gigi penggantinya belum muncul, maka gigi penggantinya nanti dapat tumbuh diluar lengkung gigi atau yang sering diketahui sebagai "gingsul / kesundulan". Akan tetapi gigi kesundulan juga dapat terjadi karena gigi susu yang harusnya sudah lepas, tetapi belum mau lepas, akhirnya gigi permanen tidak ada tempat untuk tumbuh dan tumbuh sembarangan.

Cara mengatasi gigi yang kesundulan adalah dengan mencabut gigi susu yang harusnya sudah lepas kemudian melakukan orthodonti untuk mengembalikan posisi gigi ke posisi yang seharusnya. Apabila upaya ini dirasa sulit maka jalan terbaiknya adalah "mencegah lebih baik daripada mengobati". Gigi kesundulan dapat dicegah dengan meningkatkan pengetahuan diri tentang kesehatan gigi terutama periode pertumbuhan gigi, sehingga bisa mengetahui kapan gigi akan tumbuh dan kapan gigi akan lepas. Mempelajari suatu ilmu dirasa lebih mudah dilakukan dan hemat biaya daripada harus mengobati gigi yang bermasalah, Dimana pengobatan gigi tidak ada yang murah.
Comments